PemerintahIndonesia harus mengadopsi tiga strategi utama untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan melalui crowdfunding. Kebijakankebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga diharapkan mampu menjaga industri energi ini berkembang pesat sehingga perkembangan ekonomi serta kelestarian lingkungan dapat cepat tercapai. Pertamina yang mendapatkan tugas dalam mendorong kemandirian energi Indonesia, juga senantiasa berupaya melakukan inisiatif dengan menggali permasalahan yang menjadi tantangan dalam pengembangan energi baru terbarukan dan mengadirkan solusi bagi hal ini. Banyakpula regulasi sektoral dan spesifik yang menghambat pengembangan energi terbarukan, termasuk tata ruang dan regulasi. Untuk mencapai target pemanfaatan energi terbarukan, pemerintah perlu memberikan dukungan yang intensif, tidak hanya dalam bentuk arahan dan rencana, tetapi juga harus dituangkan dalam kebijakan dan peraturan, serta dukungan sumber daya yang nyata. Pada2019, Tenaga National Berhad (TNB) Malaysia bekerja sama dengan APX memperkenalkan produk inovatif bernama myGReen+ dan mGATS. MyGreen+ menjadi opsi baru bagi konsumen untuk menggunakan energi hijau dan mendukung agenda pemerintahnya, untuk meningkatkan porsi penyediaan listrik dari sumber-sumber energi terbarukan ke tingkat 20% pada 2025. Mewujudkankedaulatan energi masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Oleh karena itu, arah kebijakan energi difokuskan pada konservasi energi dan diversifikasi energi. Konservasi energi berfokus meningkatkan efisiensi energi di sektor industri, transportasi, rumah tangga dan komersial. Halitu terlihat dalam diskusi publik yang dilakukan secara virtual dengan tema "Optimalisasi Pengembangan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi dengan Penguatan Daerah (Konsepsi Proporsionalitas Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah)", dengan menghadirkan pembicara Dr. Ir. Surya Darma, MBA yang merupakan Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, Dr. Indah Dwi Qurbani, S.H., M.H. merupakan Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya serta Bisman Bhaktiar, S.H rvtZUr. - Energi listrik merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat dan menjadi sumber daya paling ekonomis yang digunakan untuk berbagai kegiatan. Saat ini hampir seluruh aktivitas manusia menggunakan energi listrik, mulai dari penerangan rumah, memasak, mencuci, hingga membersihkan rumah. Dikutip dari buku Dasar Teknik Listrik 2018 oleh Hantje Ponto, dibandingkan sumber energi lainnya, listrik lebih mudah diubah ke bentuk energi lainnya. Sehingga energi listrik banyak dimanfaatkan pada alat-alat teknologinya. Peran energi listrik sangat besar. Tanpa adanya listrik, aktivitas manusia akan terhambat. Namun, sama seperti sumber energi lainnya, kita harus menggunakan listrik secara bijaksana. Baca juga Proses Distribusi Energi Listrik Sampai ke Rumah Berikut 20 upaya yang dapat dilakukan untuk penghematan energi listrik, yaitu Mematikan lampu jika tidak digunakan, terlebih pada siang hari. Mengganti lampu LED atau hemat energi Mematikan semua peralatan elektronik jika tidak digunakan Menggunakan air secukupnya Membuat atau mendesain rumah dengan penerangan yang cukup Menggunakan kendaraan secara hemat Menggunakan listrik prabayar Meminimalkan penggunaan dispenser Memaksimalkan penggunaan pintu dan jendela Menanam tanaman di rumah agar sejuk, sehingga dapat mengurangi penggunaan AC atau kipas angin Mencabut charger handphone jika sudah tidak digunakan Mematikan saklar Mengatur suhu kulkas agar hemat energi Memanfaatkan cahaya matahari Servis peralatan secara berkala Mengurangi penggunaan mesin pengering Tidak memasukkan makanan panas ke dalam kulkas Lebih baik menggunakan laptop dibandingkan PC Jangan sering-sering menyalakan dan mematikan AC Lakukan penghematan listrik bersama-sama dengan anggota keluarga di rumah agar lebih maksimal Baca juga Sumber-Sumber Energi Listrik Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. LISTRIK telah menjadi kebutuhan dasar pembentuk peradaban. Tolok ukur kemajuan dan perubahan, salah satunya ditandai dengan kehadiran listrik yang dapat dinikmati setiap warga. Dengan mendapatkan listrik, mereka menjadi lebih produktif. Dengan mengonsumsi listrik, mereka dapat mengonversi setiap potensi yang dimiliki. Sebagai perusahaan yang ditugaskan negara untuk menghadirkan listrik, PLN terus bekerja keras untuk menerangi negeri dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Untuk mencukupi kebutuhan listrik di seluruh wilayah Indonesia, berbagai potensi sumber energi terus dimanfaatkan PLN. Sejalan dengan target pemerintah untuk mengembangkan energi, dari pembangkit EBT nasional sebesar 23% pada 2025, PLN menargetkan 100% rasio elektrifikasi, yang didorong pengembangan kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan EBT. PLN mengemas seluruh usaha dan kerja keras ini melalui transformasi PLN power beyond generations. Transformasi PLN ialah upaya jangka panjang untuk menyiapkan terang di masa depan. Dalam empat pilar transformasi tersebut, green menjadi salah satu pilar atau elemen untuk melakukan transformasi. Bagi PLN, penggunaan EBT sebagai sumber energi listrik, ialah bentuk keikutsertaan PLN dalam memajukan perkembangan ekonomi nasional, dengan tetap peduli pada kelestarian alam. Semangat ini tumbuh bersama keinginan, dan gerakan yang sangat kuat di dalam negeri, untuk menggunakan EBT sebagai sumber listrik. Percepatan transisi energi ke EBT juga didorong sektor industri dan bisnis, yang saat ini menyumbang terhadap 46% konsumsi energi nasional, yang memiliki target untuk melistriki fasilitas dan kegiatan operasional mereka dari sumber energi terbarukan. Percepatan dapat didorong melalui skema Renewable Energy Based Industry Development REBID. Untuk itu, inovasi terus dikembangkan PLN, baik melalui proses, dan cara produksi maupun melalui produk layanan Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate REC. REC dan investasi REC, merupakan instrumen berbasis pasar yang menyatakan pemegang sertifikat menggunakan satu MWh megawatt jam listrik, dari sumber-sumber energi terbarukan. Layanan REC hadir untuk memenuhi kebutuhan konsumen, untuk mendapat pengakuan atas penggunaan listrik dan sumber energi terbarukan. Untuk memastikan produk REC bermutu tinggi dan mengikuti standar internasional, PLN telah bekerja sama dengan beberapa mitra, termasuk dengan APX Inc, yang merupakan penyedia sistem pelacakan tracking system dengan standar internasional dan Clean Energy Investment Accelerator CEIA, suatu kemitraan inovatif publik-privat untuk mempercepat transisi menuju energi bersih, melalui penciptaan permintaan energi bersih pada sektor bisnis dan industri, pembukaan akses terhadap pembiayaan, dan penguatan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan energi bersih. Melalui layanan REC, pengembangan proyek-proyek energi terbarukan juga akan lebih terakselerasi yang dapat berkontribusi bagi peningkatan PDB. REC juga dapat menjadi daya tarik bagi investasi EBT di Indonesia. Para investor telah memasukkan REC sebagai opsi klaim penggunaan energi terbarukan di lokasi investasi. REC kini telah berhasil menciptakan pasar EBT di berbagai negara. Di Asia Tenggara, Singapura memulai transaksi REC pertama di akhir 2015, ketika salah satu perusahaan teknologi skala besar AS mengumumkan rencananya untuk 100% menggunakan energi bersih dalam kegiatan operasionalnya di Singapura. Bekerja sama dengan penyedia EBT lokal, perusahaan multinasional ini membeli listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik atap surya, dengan kapasitas 32 Mw yang dipasang di lebih dari 800 bangunan kota. Pada 2019, Tenaga National Berhad TNB Malaysia bekerja sama dengan APX memperkenalkan produk inovatif bernama myGReen+ dan mGATS. MyGreen+ menjadi opsi baru bagi konsumen untuk menggunakan energi hijau dan mendukung agenda pemerintahnya, untuk meningkatkan porsi penyediaan listrik dari sumber-sumber energi terbarukan ke tingkat 20% pada 2025. Menghadirkan REC kepada konsumen Poin utama dari mekanisme REC ialah menjamin sertifikat yang diterbitkan hanya dapat dihitung, dijual, dan diklaim satu kali. Sistem pelacakan melalui teknologi paltform global berstandar internasional memberikan nomor seri unik untuk setiap REC sehingga setiap transaksi atau klaim atas REC dapat diverifikasi dan dilacak secara transparan. REC diterbitkan sistem pelacakan, melalui berbagai proses verifikasi internal, seperti verifikasi data pembangkit dan data produksi. REC menjamin kemudahan bagi konsumen, baik yang sudah menjadi pelanggan maupun yang bukan pelanggan PLN. Konsumen dapat mendaftar melalui portal layanan pendaftaran pembelian REC. Setelah pemesanan dilakukan, PLN kemudian akan memproses penerbitan dan pengalihan REC kepada konsumen. Inovasi energi hijau seperti layanan REC bukan hanya berdampak bagi kemajuan perekonomian nasional, melainkan juga pada penurunan emisi dan upaya melistriki seluruh Nusantara, dengan porsi sumber energi terbarukan lebih tinggi. JAKARTA – Sekjen Dewan Energi Nasional DEN Djoko Siswanto memaparkan lima strategi agar ketergantungan terhadap energi fosil dan impor minyak mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, Indonesia dinilai perlu mengembangkan energi baru terbarukan EBT untuk memenuhi kebutuhan energi Sekjen Dewan Energi Nasional DEN Djoko Siswanto, ada lima kebijakan yang bisa ditempuh untuk mengembangkan EBT. Pertama, Indonesia perlu mempercepat penggunaan energi terbarukan untuk bahan bakar yakni B-30, B-50 dan B-100."Salah satunya, pada Oktober 2019 ini, uji coba penggunaan campuran biodiesel 30 persen menggunakan bahan bakar nabati BBN atau B30 ditargetkan selesai," ujar Plt. Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM tersebut. Penggunaan B30 rencananya dimulai pada awal 2020. Setelah penerapan B30 berhasil, menurutnya, Indonesia harus segera mengembangkan B50 dan kedua, lanjut Djoko, ketergantungan terhadap energi fosil dapat diatasi dengan memperbanyak pembangkit listrik panas bumi data pada Direktorat Panas Bumi Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi ESDM, sumber daya panas bumi yang termanfaatkan mencapai MW yang terdiri atas 13 pembangkit listrik tenaga panas bumi PLTP di 11 wilayah kerja panas bumi WKP.Ketiga, menurut Djoko, Indonesia harus terus mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi 978 MW tenaga keempat untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi, ujarnya, membangun pembangkit listrik tenaga air termasuk mikrohidro. Indonesia memiliki potensi listrik tenaga air MW. Namun, dari potensi yang melimpah itu, Indonesia baru memanfaatkan 7 kata Djoko, ketergantungan pada energi fosil bisa diatasi dengan mewajibkan semua gedung dan rumah menggunakan solar dia, penggunaan EBT juga merupakan komitmen Indonesia kepada dunia untuk menjaga lingkungan hidup. Dengan penggunaan EBT, lanjnutnya, dunia bisa tetap bersih dan sehat. Penggunaan EBT juga solusi untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Sumber Antara Editor M. Syahran W. Lubis Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam